Relationship Officer (Part II)

First of all, mau ngucapin terima kasih dulu untuk semua yang baca dan kasih komentar. 🙂 Halo Mba-mba, Mas-mas, dan rekan-rekan semua yang telah membaca “Relationship Officer Chapter I” saya ucapkan terima kasih banyak telah meluangkan waktunya untuk membaca, semoga bermanfaat.

Fiuh! Setelah sekian lama (hampir 3 tahun) mem-posting ke blog ini tentang perjalanan interview saya sebagai Relationship Officer, hari ini saya bertekad memenuhi janji saya untuk bercerita kembali kelanjutan kehidupan saya sebagai Relationship Officer. Mohon maaf kepada para pembaca yang budiman (yang gak budiman dilarang membaca–halah), dikarenakan keterbatasan waktu dan mood serta belum cukupnya pengalaman untuk dibagi, baru saat ini saya memenuhi janji menuliskan kelanjutan episode dari Relationship Officer (RO).

Mulainya dari mana ya? *bingung*

OK, setelah dari interview dan dinyatakan diterima sebagai RO saya dipanggil oleh Bank tsb untuk mengikuti training selama 1 tahun di Training Center. Di sana saya bertemu dengan teman-teman seperjuangan –yang saat ini tersebar di seluruh wilayah Indonesia, dari Rantau Prapat hingga Merauke–. Berikut bagian dari training tsb:

1. Outing/Outbond. Merupakan permulaan training dengan tujuan meng-akrabkan diri sesama peserta training dan untuk membangun positive mental attitude.
2. Motivation Training. Kalo saya tidak salah ingat waktu itu diadakan oleh Dunamis selama beberapa hari.
3. Pengembangan Kompetensi Generik. Berisikan pengetahuan tentang Budaya Kerja, Budaya Perusahaan dan Product Knowledge.
4. Klasikal Perguruan Tinggi yang diadakan oleh Lembaga Manajemen Fakultas Ekonomi UI (LMFEUI) terdiri dari: Matrikulasi, Technical Skill, Management Skill, dan Evaluasi.
5. Manajemen Kredit Segmen Usaha Kecil. Berisikan pengetahuan tentang perkreditan, mulai dari menganalisis-mengumpulkan-mem-verifikasi data, memproses permohonan kredit, memantau dan mengembangkan hubungan dengan nasabah kredit hingga mengupayakan penyelesaian non performing loans dan recovery kredit hapus buku jika nasabah tsb bermasalah.
6. On The Job Training & In Service Training. Penerapan materi in-class training diatas dengan langsung terjun ke unit-unit/cabang-cabang kredit. Bedanya antara OJT dan IST hanyalah di kewenangan untuk membubuhkan paraf/tanda tangan pada dokumen yang dianalisis oleh peserta.
7. Ujian Komprehensif. (bah! Sumpah, males banget inget-inget bagian ini :D)

Begitu banyak ilmu, pengalaman baru serta pertemanan baru yang saya dapatkan di pelatihan ini. Pelatihan ini awalnya saya jalani dengan sumpah serapah (please, jangan ditiru please) karena pada dasarnya saya sangat membenci Ilmu Akuntansi dan sangat menghindarinya, ternyata takdir berkata lain, saya akhirnya berjibaku dengan dunia perkreditan yang terkait erat dengan analisis keuangan (OMG!). Namun pada akhirnya saya mengenal ilmu ini, memperdalam, dan menjadi terbiasa menggunakannya setiap hari (Hiks! Tak kenal maka tak sayang :D).

Setelah itu? Dinyatakan lulus (alhamdulillah ya Allah setelah jatuh bangun mengikuti training ini) dan diumumkan penempatan (sumpah, ini bagian paling menegangkan!!) pada akhirnya berpisah dengan teman senasib sepenanggungan dengan kota tujuan yang berbeda-beda diantaranya Rantau Prapat, Selat Panjang, Dumai, Bandar Lampung, Tanjung Karang, Jakarta Utara, Jakarta Pusat, BSD, Sampit, Palangkaraya, Banjarmasin, Balikpapan, Samarinda, Maumere, Luwuk, Toli-toli, Manado, Tahuna, Pare-pare dan Merauke. Kaget? PASTINYA. Pembacaan pengumuman ini diiringi dengan bermacam-macam ekspresi mulai dari kaget, sedih, marah, menangis dll.

Ini bukanlah akhir, tapi ini adalah permulaan perjuangan kami yang sesungguhnya.